1.
SUKSES
BISNIS MODAL DENGKUL
Prestasi
puncak itu hanya dapat diraih jika ada hasrat yang kuat.
David
C. Mc Clelland.
Mengidentifikasi
sukses adalah pekerjaan yang sulit. Tidak mungkin semua orang sepakat, bahkan
jika didiskusikan berhari-hari pun tidak akan selesai. Sebagian orang
menyamakan sukse dengan kesehatan, sebagian lain menyamakan dengan kebahagiaan,
sebagian lain lagi menyamakan dengan kekayaan, dan seterusnya.
Sukses
adalah sebuah proses yaitu suatu perjalanan yang harus ditempuh sepanjang hidup,
maka sukses bisnis memiliki tiga kunci utama, yaitu:
a. Mengetahui
bisnis anda.
b. Menumbuhkan
potensi bisnis anda.
c. Menaburkan
benih yang bermanfaat di lingkungan bisnis anda.
A.
Modal
Dengkul
Di Indonesia ada istilah
yang sering mempunyai konotasi negative dan menjadi bahan olok-olok serta
sinisme masyarakat yaitu modal dengkul. Padahal bila modal dengkul itu
diartikan sebagai modal keringat atau modal seadanya, ada yang mengatakan mulai
dengan kecil-kecilan, maka ia merupakan sumber daya yang penting. Menurut
Bondan Winarno dalam bukunya “seratus kiat, kurus sukses kaum bisnis”,Jepang
telah membuktikan semboyan manusia adalah harta yang paling pokok dalam
menjalankan usaha. Ketika Hiroshima dan Nagasaki di bom, Jepang boleh berkata
remuk. “kaca selebar telapak tangan saja kami tak punya”, kata seorang anggota
parlemen Jepang mengenang kejadian itu.
Menurut Bondan Winarno,
apakah kita harus menunggu dibom atau mengalami kebakaran hebat yang
menghancurkan semua milik kita agar dapat bangkit lebih tegar di atas puing dan
serpih itu ? karena pada titik terbawah seperti itu keadaan tidak bisa lebih
buruk. Tak perlu memang, asal kita sudi belajar dari pengalaman bangsa lain
yang telah bangkit dari kehancuran.
B.
Lingkungan
yang memaksa
Ada tanggapan bahwa lingkungan
yang merupakan ancaman, paksaan, dan bahaya yang terus menerus membuta manusia
jauh berkemampuan, segala akalnya menjadi jauh lebih hidup, segala pikirannya
menjadi lebih tergugah. Hal itu dapat dibuktikan seperti yang dikatakan David
C. Mc Clelland bahwa para imigran biasanya memiliki kebutuhan berprestasi yang
tinggi, sehingga Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Swedia sebagai
negara-negar imigran telah menunjukkan hasil kemajuan yang melebihi negeri
nenek moyang mereka.
Jepang dan Jerman barat
merupakan gambaran serupa meskipun tanpa adanya perantauan. Kekalahan dan
kehancuran dalam Perang Dunia ke-2 membuat mereka tidak ada jalan lain selain
mengatasi kesulitan, maka berjuanglah mereka sehingga mereka yang hancur
menjadi yang paling akokoh. Mereka kalah dalam perang, tetapi menang gemilang
dalam perekonomian sesudahnya.
Inilah resep yang harus
ditiru oleh wirausaha yang ingin sukses bisnis modal dengkul, walaupun anda
bukanlah seorang perantauan, namun tirulah semangat, tekad kerja keras kaum
perantaun. Selain maju terus, tidak ada titik kembali. Karena pada titik
terbawah keadaan tidak bisa lebih buruk lagi.
2.
SELAMAT
DATANGG DI DUNIA BISNIS
Jika
engkau seorang yang berkemampuan jadilah pedagang, namun jika engkau mutunya setengah-setengah
jadilah pegawai.
Shibusawa
Eiichi
Dalam sebuah seminar
tentang kewirausahaan, seorang narasumber yang sering diundang seperti itu
menegur seorang pemuda, peserta yang sedang mengajukan pertanyaan. “ saya
sering melihat anda ikut dalam seminar-seminar seperti ini, lalu kapan anda
mulai menjadi wirausaha ?”
Keagamaan pemujda
tersebut untuk masuk dunia bisnis dapat dimaklumi. Sebagian besar pemuda,
apalagi lulusan perguruan tinggi, berpikiran bahwa menjadi pedagang adalah
pilihan paling akhir ketika sudah tidak ditemukan lagi lembaga pemerintahan
atau perusahaan yang mau menampung mereka untuk bekerja.
Sebab-musababnya tentu
mempunyai akar yang dalam, yang tak lain adalah filosofi budaya kita sendiri
yang selalu memandang sebelah mata terhadap profesi pedagang. Bahkan cara
berfikir seperti ini dipunyai juga oleh pedagang yang sukses.
Hampir setiap orang tua
mengidam-idamkan putranya menjadi PNS, Pegawai Bank atau perusahaan swasta yang
bonafid. Hal ini mempunyai beberapa alasan, yaitu diantaranya:
a. Menjadi
PNS menjamin rasa aman dan meberikan kepastian hidup masa depan (pension dari
negara).
b. Status
sosial, di mata masyarakat menjadi PNS mempunyai status sosial yang tinggi.
3.
MENJADI
WIRAUSAHA
Seorang
wirausaha selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatnya sebagai
peluang.
Peter
F. Ducker
Wirausaha,
kata ahli ekonomi Perancis, J.B. Say sekitar tahun 1800, “Memindahkan
sumberdaya ekonomi dari kawasan produktivitas yang lebih tinggi dan hasil lebih
besar.” Tetapi definisi Say tersebut tidak menjelaskan kepada kita siapa yang
dimaksut dengan wirausaha. Dan karena Say megucapkan hal itu dua ratus tahun
yang lalu, timbul kekacauan mengenai arti “ wirausaha” dan “kewirausahaan”.
Di
Amerika Serikat misalnya, wirausaha sering sekali diartikan sebagai seseorang
yang memulai bisnis baru, kecil, dan milik sendiri. Orang Jerman menafsirkan
wirausha sebagai kemampuan dan kepemilikan. Unternehmer terjemahan harfiah
dalam bahasa Jerman dari istilah Say entrepreneur, adalah orang yang memiliki
dan sekaligus menjalankan sendiri usahanya.
Tetapi
tidak setiap bisnis baru, kecil, dan milik sendiri dapat disebut kewirausahaan.
Untuk disebut wirausaha mereka harus menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu
yang berbeda; mereka mengubah atau mengganti nilai,. Bisa juga menciptakan
kepuasan baru atau permintaan konsumen yang baru.
Suami
istri yang membuka warung Tegal dekat sebuah kampus, pasti menghadapi resiko.
Tetapi apakah mereka dapat disebut wirausaha ? apa yang mereka lalukan adalah
apa yang telah berulang kali mereka lakukan sebelumnya. Mereka mengadu untung
dengan makin banyaknya mahasiswa yang suka makan diluar, tetapi mereka sama
sekali tidak menciptakan kepuasan baru atau permintaan konsumen baru. Dilihat
dari perspektif ini, mereka sesungguhnya bukanlah wirausaha sekalipun usaha
mereka itu juga merupakan bisnis baru.
Sesungguhnya
perusahaan juga tidak harus kecil dan baru agar tidak disebut kewirausahaan,
juga tidak terbatas pada lembaga ekonomi, sebuah universitas modern seperti
Pace University di Amerika dapat disebut memiliki kewirausahaan. Yang membuat
lembaga jasa disebut memiliki kewirausahaan adalah perbedaan yang dimilikinya.
Sesuatu yang khas. Jadi sebuah perusahaan ataupun lembaga non ekonomi disebut
kewirausahaan adalah karakteristik spesifik yang dimilikinya, selain ukurannya
maupun pertumbuhannya.
Seorang
psikolog dari Harvard University dan telah banyak berjasa dalam proyek-proyek
penelitian yang meyangkut berbagai aspek motivasi manusia, David C. Mc Clelland
menemukan korelasi yang positif antara kebutuhan akan prestasi dan aktivitas
wirausaha. Menurut dia, orang yang telah menjadi wirausaha rata-rata mempunyai
tingkat kebutuhan berprestasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang
lain pada umumnya. Menurut Mc Clelland ada cirri-ciri poko wirausaha:
1. Perilaku
kewirausahaan
a.
Memiliki resiko-resiko yangt tidak
terlalu besar sebagai akibat dari keahlian, bukan karena kebetulan.
b. Kegiatan
yang penuh semangat dan berdaya cipta.
c. Tanggung
jawab pribadi.
d. Pengtahuan
tentang hasil-hasil keputusan; uang sebagai ukuran hasil
2. Minat
terhadap pekerjaan kewirausahaan sebagai akibat dari martabat dan sikap
beresiko mereka.
A.
Pengambilan
resiko.
Menurut definisinya
kewirausahaan adalah memindahkan sumberdaya dari daerah yang produktivitas dan
hasilnya rendah., ke daerah produktivitas dan hasiknya tunggi. Tentu saja
terdapat resiko kemunkina tidak berasil. Namun andaikata cukup berhasil, maka
hasil yang diperoleh haruskahlebih dari cukup sebagai imbalan resiko yang
terjadi.
Dunia bisnis yang
mengandung banyak unsur yang tidakdapat
diramal atau dikendalikan. Menjual barang dipasar yang relatif bebas itu tidak
gampang. Seorang wirausaha harus dapat meramal sikap para pembeli, namun yang dapat
dilakukan hanya memperkecil ketidakpastian. Singkatnya peranan kewirausahaan
meliputi pengambilan keputusan-keputusan dalam keadaan yang tidak pasti. Sudah
tentu, semua kegiatan manusia meliputi keputusan-keputusan dan pada umumnya
bersifat tidak pasti tersebut tidak sebanyak yang dilakuka wirausaha.
Pengambilan resiko
dalam bisnis jelas berbeda denga pengambilan resiko dalam perjudian. Secara
analitis perbedaan itu sangat penting: para penjudi tidak memiliki kendali
terhadap hasil kegiatan mereka, kecuali jika mereka berbuat curang. Sedangkan
seorang wirausaha dapat mempengaruhi melalui tindakan-tindakannya apakah
keputusan yang diambil pada akhirnya akan berhasil atau gagal. Menurut Bondan
Winarno, bila seorang penjudi merasa dirinya berada di sisi kemenangan, ia mulai
melipat gandakan taruhannya. Dalam bisnis, orang tisak melakukan hal itu. Kaum
bisnis memikirkan matang-matang setiap fraksi dari langkah yang akan diambil.
Hanya fraksi kecil-kecil saja , karena asumsi atau pengetahuan belum lengkap,
yang kadang-kadang dibiarkan berada dalam situasi untung-untungan.
Mereka mencoba
sedalam-dalamnya mengenali pasar sasaran, bahkan seringkali harus melakukan
riset pasar sebelum mengembangkan suatu jenis usaha, sebab dengan mengenali
pasar secara lengkap dan terinci akan mengurangi resiko tersembunyi yang semula
tidak keliatan.
Dalam Tactics, Edward
de Bono menjelaskan perbedaan antara resiko penjudi dan kaum bisnis. Resiko
para penjudi tidak bisa terus-terusan menang juga tidak bisa terus-terusan
kalah. Bisnis juga tidak bisa mengikuti pola ini, karena bisnis menuntut
pertumbuhan terus-menerus. Masih menurut Bndan Winarno, dalam bisnis setiap
resiko diperhitungkan dan diperbandingkan dengan hasil yng akan dicapai. Pada
dasarnya orang-orang sukses adalah orang-orang yang berani mengambil resiko,
tetapi sebenarnya ia sendiri tidak menyukai resiko tersebut. Karena itu ia
berusaha mengurangi resiko itu sebesar-besarnya. Dan mengurangi resiko hanya
dapat dilakukan dengan kerja keras serta perencanaan yang matang.
Karena itu kata Peter
F. Drucker, “Selama tiga puluh tahun, saya telah melihat otang dengan
kepribadian dan tempramen yang amat berbeda satu sama lain, berhasil dengan
baik sebagai wirausaha. Tetapi yang jelas, orang selalu menghendaki kepastian
tidak akan menjadi wirausaha yang baik. Juga, orang yang demikian itu tidak
akan dapat berhasil baik dalam segala mavam aktivitas lain, dalam bidang
politik misalnya, atau selaku kapten kapal samudra. Dalam setia kegiatan
tersebut dituntut kemampuan mengambil keputusan, dan unsur poko dalam setipa
keputusan adalah ketidakpastian”.
B.
Kegiatan
yang Penuh Semangat dan Berdaya Cipta
atau Inovasi.
Ciri kedua dalam
peranan kewirausahaan yang sering dikemukakan adalah kegiatan yang penuh
semangat dan berdaya cipta atau inovasi.
Para
wirausaha seringkali digambarkan sebagai orang yang bekerja keras. Menurut Mc
Clelland misalnya, diperkirakan bahwa eksekutif tingkat tinggi rata-rata
bekerja 57 hingga 60 jam setiap minggu, dan didalam keadaan mendesak mungkin
mereka dapat bekerja selama 70 hingga 80 jam seminggunya. Padahal orang-orang
yang melakukan pekerjaan lain mengorbankan sebagian besar waktunya mereka untuk
bekerja.
Kegiatan
wirausaha berdaya cipta atau inovasi. Menurut Drucker, inovasi adalah alat
spesifik kewirausahaan. Inovasi adalah tindakan yang member sumberdaya kekuatan
dan kemampuan baru untuk menciptakan kesejahteraan. Memang inovasi menciptakan
sumberdaya. Tidak ada sesuatu pun yang menjadi sumberdaya sampai orang
menemukan manfaat dari sesuatu yang terdaoat dialam, sehingga memberinya nilai
ekonomis. Menurut Mc Clelland, seorang usahawan yang tidak menemukan hal-hal
baru, dan hanya bersikap menurut cara-cara tradisional, bukanlah seorang
wirausaha menurut pengertian yang lazim digunakan.
Sebelum
itu, mata air pegunungan yang bening hanyalah untuk mandi dan membersihkan
kerbau atau sapi milik orang desa, sampai suatu saat Tirto Utomo dapat membangun
perusahaan besar air meneral yang sekarang menjadi minuman wajib yang kita
konsumsi setiap hari yaitu aqua can vit. Mirip dengan Sosrodjojo memanfaatkan
kerepotan orang, daripada sibuk menyeduh the sendiri di rumah, ia membuat teh
botol bikina pabrik yang sekarang tersedia di seluruh pelosok negeri ini yaitu
The Botol Sosro.
Apa
yang sebenarnya memungkinkan pendidikan menjadi klasikal ? dibanding dengan
latihan sistematis dari calon gur di Institut Kejuruan Ilmu Pendidikan atau teori-teori pendidikan, namun hasil
inovasi sederhan dari buku teks ( buku teks mungkin penemuan dari seoarang
inovator besar dalam dunia pendidikan dari Cekoslowakia Johhan Amos Comenius,
yang merancang dan menggunakan buku bacaan pertama dalam bahasa latin pada
pertengahan abad ke-17). Tanpa buku teks guru paling hebat sekalipun tidak akan
dapat mengar lebih dari satu atau dua murid sekaligus, tetapi dengan buku teks
guru yan paling bodoh pun dapat memasukkan sedikit pelajaran ke kepala 30-40
murid.
Apa
yang sebenarnya membuat sepeda motor atau mobil berseliweran berjela-jejal
dijalan raya ? yaitu daya beli, daya beli ini adalah hasil ciptaan dari
wirausaha yang melakukan inovasi yakni
membeli dengan cicilan, diperkirakan 70
orang membeli kendaraan dengan cicilan, dengan
cara ini memungkinkan orang-orang yang mempunyai penghasilan biasa dapat mempunyai
kendaraan.
Dari
beberapa contoh diatas, ada sejumlah inovasi yang menimbulkan perubahan besar,
tetapi itu merupakan contih luar biasa. Kebanyakan inovasi yang berhasil adalah
jauh lebih sederhana, yakni inovasi memanfaatkan perubahan. Jadi disiplin
inovasi adalah suatu disiplin diagnosa: pemeriksaan yang sistematis terhadap
daerah perubahan yang biasanya menawarkan peluang kewirausahaan.
C. Tanggung jawab pribadi
Ciri
ketiga peranan kewirausahaan yang sering dikemukakan adalah tanggung jawab
pribadi. Beberapa orang bahkan menganggap bahwa seorang wirausaha adalah orang
yang pada akhirnya bertanggungjawab atas pengambilan keputusan secara pribadi,
karena itu bagi seorang wirausaha harus menerima penghargaan atas keberhasilan
maupun tumpuan kesalahan jika mengalami kegaglan. Sampai tingkat tertentu
tingkat keberhasilan sebagai seorang wirausaha bergantung kepada kesdiaan
dirinya untuk bertanggungjawab atas pekerjaannya sendiri.
Seorang
mungkin dapat memperoleh kepuasan prestasi dari suksesnya suatu perushaan, jika
ia telah ikut atau terlibat mengambil keputusan-keputusan tertentu yang
mendukung sukses itu, karena itulah ia mempunyai cara untuk mengukur seberapa
hebat yang telah dilakukannya.
D.
Pengetahuan
tentang Hasil-hasil Keputusan.
Seoarang
wirausaha biasanya memiliki pengetahuan yang pasti mengenai apakah ia telah
bekerja dengan baik atau tidak. Apakah ia tekah telah mengambil serangkaian
keputusan yang tepat atau tidak. Ukuran keberhasilan it berwujud: laba, laju
pertumbuhan dan lain sebagainya. Orang menggeluti profesi lain mungkin juga
memiliki standard yang tepat untuk dapat digukan mengukur keberhasilannya.
Seorang dokter tahu apakah pasiennya setelah diobati sembuh atau tidak. Seorang
pengacara tahu apakah ia berhasil memenagkan perkaranya dipengadilan atau
tidak.
Namun
ada profesi-profesi yang hanya memiliki ukuran yang sangat umum tentang
keberhasilan maupun kegagalan yang mereka lakukan. Seorang pendeta misalnya, seringkali
hanya didasarkan keyakinan apaka mereka bertindak sesuai prosedur yang telah
ditetapkan untuk pekerjaannya.
E.
Perwatakan
Pribadi Para Wirausaha.
Menurut
Geoffrey G. Meredith, menjadi seorang wirausaha berarti memadukan perwatakan
pribadi, keuangan dan sumber-sumber daya dilingkungan anda.
Menjadi
wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi
peluang-peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak
untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu.
Meredith
mencatat ciri dan sifat-sifat sebuah profil dari wirausaha sebagai berikut:
|
Ciri
|
Watak
|
|
Percaya
diri
|
Keyakinan,
ketidaktergantungan, individualis, optimism.
|
|
Berorientasi
tugas dan hasil
|
Kebutuhan
akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetic dan inisiatif.
|
|
Pengambil
resiko
|
Kemampuan
mengambil resiko, suka pada tantangan.
|
|
Kepemimpinan
|
Bertingkah
laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain.
|
|
Keorisinilan
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
|
|
Berorientasi
masa depan
|
Pandangan
ke depan, perspektif.
|
Daftar
ini meliputi watak-watak yang seyogyanya anda miliki dan kembangkan jika anda
ingi menjdi wirausaha. Namun mustahil jika anda menemui wirausaha yang mendapat
angka tinggi untuk semua sifat-sifat itu, tetapi besar kemungkinannya bahwa
para wirausaha yang anda temui akan mendapat angka tinggi untuk kebanyaka
sifat-sifat itu, terutama kepercayaan pada diri sendiri, kemampuan mengambil
resiko, fleksibel, keinginan untuk mencapai sesuatu, dan keinginan untuk tidak
bergantung pada orang alain.
4.
INTREGITAS
Menjadi
manusia seutuhnya dalam arti seimbang komponen jiwa, cipta, rasa, dan karya,
seimbang sebagai manusia yang sekarang hidyp di dunia dan besok di akhiratadalah
suatu cita-cita yan mungkin tidak bisa dicapai oleh siapa pun. Padahal yang
dibutuhkan di dunia ini adalah orang semacam itu, seorang yang sadar akan
kearifannya, sadar dan insyaf atas tugas dan kewajibannya untuk mencurahkan
yang sebaik-baiknya dalam dirinya, sadar akan darma baktinya.
Filsuf
Yunani Diogenes pada siang hari sambil membawa lentera menvari manusia sejati,
yakni orang-orang yang betul-betul jujur, tulus ikhlas di seluruh kota Athena.
Karena mencari orang yang jujur dan berani itulah yang menyababkan seorang
penyair Inggris mengucapkan kalimat mashur: “ seorang yang jujur adalah seorang
yang mulia dihadapan Tuhan”. Diogenes dengan sia-sia dan ketika banyak orang
mengerumuninya di pasr, maka katanya, “ saya mencari orang-orang yang berwatak
bukan yang kerdil”.
A.
Diperlukan
orang berwatak ?
Kalimat demikian jarang
dan mungkin tidak pernah dipasang di sebuah iklan lowongan kerja di surat
kabar. Akan tetapi disetiap jabatan, setiap pekerjaan, orang-orang yang
demikian itulah yang diperlukan. Karena orang yang demikian itu tidak mungkin
ikut-ikutan dengan orang banyak. Ia punya keberanian denhan keyakinan yang
kuat, ia berani mengatakan “Ya”, tetapijuga berani mengatakan “tidak”. Manusia
demikian itu akan berusaha, agar kemampuan yang dimilikinya tak akan
mengkhianati rasa kemanusiaannya. Meskipun ia mengejar tujuan tertentu, namun
ia tidak akan mengkhianati hati nuraninya, melumpuhkan atau menindasnya. Ia
berusah bagaimanapun baiknya slah satu komponen jiwa yang ia miliki, komponen
jiwa itu tidak boleh menggangu perkembangan komponen jiwa orang lain.
Dari
sebuah lapran yang disampaikan oleh seoarang arsitek bernama Charles Schreiber
dalam bukunya “live and be free thru psycho-cybernetics”, kita mendapat
kesimpulan yang berharga, yaitu pendidikan formal melalui sekolah dari sekolah
dasar sampai universitas hanyalah akan membentuk 15
dari seluruh masa depan kita, sedangkan 85
dari masa depan kita akan sangat ditentukan
oleh nilai-nilai kepribadian kita.
5.
BERFIKIR
POSITIF
Pikiran
adalah suatu kekuatan yang jika disertai tujuan yang jelas, kemauan yang
menyala-nyala dapat mewujudkan suatu impian (cita-cita) menjadi nyata. Seperti
berhasil dalam sekolah, posisi yang
lebih tinggi, usah ayang lebih maju, singkatnya suatu keberhasilan dan
kekayaan.
A.
Pikiran
Dapat Memindahkan Gunung .
Dua puluh tahun yang
lalu penulis mengenal seorang pemuda, waktu itu ia baru lulus SMP, sedang
penulis kelas 2 SMA, karena problem keluarga, ia merantau ke Yogyakarta. Ia
terjun ke dunia perdagangan benar-benar modal dengkul alias dari nol. celana
levis hartanya yang paling berharga ia jual ke tukang loak dan ia gunakan
sebagai modal berdagang rokok asongan disekitar Pasar Beringharjo dan kawasan
Shopping Centre. Bila malam ia tidur di mushola disekitar situ. Ia selalu
bersemangat dan dagangannya paling lengkap termasuk permen Hexos kesukaa
penulis. Yang membuat penulis bersahabat dengannya, karena pemuda ini berbeda
dengan penjual-penjual rokok asongan lainnya, kemana- mana sambil berjualan ia
selalu membawa buku. Pemuda ini gemar membaca. Kebetulan penulis juga suka
membaca dan sedang tergila-gila buku tentang kewirausahaan.
B.
Rumus
yang Menyebabkan Berhasil.
Apa yang menyebabkan
seseorang terus maju, menanjak, berhasil melipat gandakan kekayaan dan
kebahagiaannya, sedang yang lain memulai pun tidak berani ? apa yang
menyebabkan seseorang mempunyai tenaga yang tidak ada habis-habisnya, sedang
yang lain lungkrah tak berdaya. Apakah rahasianya ?
Pelajarilah
prang-orang yang pernah mendapatkannya dan kemudian pelajarilah terutama dirimu
sendir, riwayat hidupmu, jatuh bangunmu, penderitaanmu, kemalanganmu,
kemiskinanmu, singkatnya persoalanmu. Ketahuilah bahwa dala ini kalau ingin
mendapatkan sesuatu maka harus diperjuangkan. Sekolah tidak pernah mengajarkan
ini.
Sebuah rumus untuk
belajar apa dan bagaimana memperjuangkannya, perhatikanlah bahwa semua
keberhasilanmu, semua kekayaan dan kemajuan berbenih pada satu cetusan gagasan
atau bisa disebut ide, cita-cita, tujuan atau harapan, atau sebut apa saja, sesuatu yang tergambar jelas ingin
dimiliki atau dilakukan.
Kemajuan, kekayaan dan
keberhasilan hanya memerlukan satu ise sehat saja. Kalau anda mengalami suatu
keberhasilan, maka bertanyaklah, dimana sajakah keberhasilan sebelum ini
tersembunyi ? jawabannya dalam dirimu sendiri. Kemajuan dan keberhasilan
dimulai dengan berfikir dengan tujuan pasti, sungguh tidak memerlukan kerja
berat.
Bagaimanakah membentuk
cara berfikir yang dapat mengundang keberhasilan ?
Aku
menghendakinya dan aku harus dapat bukan aku pasti dapat. Kelemahan utama dari
dan setiap orang adalah pertanyaan mustahil atau tidak mungkin. Mereka begitu
percaya tidak dapat maju, kaya dan berhasil karena seluruh pikirannya sudah
terbiasa hanyut dalam kehidupan miskin, menderita, gagal, pasrah, nrimo, dan
sebagainya.
Salah satu sebab utama
yang menyebakkan kegagalan adalah kebiasaan orang untuk berhenti di tengah jaln
setalah mengalami kegagalan pertama, kedua, kesepuluh yang semua itu bersifat
sementar. Sebelum kemajuan sampai pada seseorang dalam kehidupannya dapatlah
dipastikan bahwa ia telah mengalami kegagalan berkali-kali dan bahkan pernah
putus asa.
Kebanyakan orang akan
menghentikan usahannya begitu ia terpukul oleh rintangan-rintangan berat, orang
yang telah mencapai kemajuan pada umumnya justru telah melewati suatu titik
balik dimana mereka mengalami penderitaan dan kegagalan. Kegagalan itu seperti
seorang penipu dengan akal licik, yang mencemoohkan dan gemar mempermainkan
orang yang tidak sabar, justru pada saat-saat orang hamper-hampir akan merebut
kemenangan.
Demikianloah setiap
orang yang ingin berhasil dan mendapatkan gelar wirausaha (entrepreneur), hanya
akan mencapainya, jika ia telah lulus dari “Universitas Kegagalan”, fakultas “
penderitaan gdan pantang putus asa”. Sesungguhnya pantang putus asa, ulet,
punya kemampuan menahan penderitaan adalah unsure kekuatan yang dapat
dipergunakan untuk kemajuan dan keuntungan diri kita.
C.
Memasukkan
Unsur Teologis dalam Perjuangan Menuju Sukses.
Seorang
teman dekat yang menekuni duni sufi memberi saran dalam mewujudkan gagasn agar
menjadi kenyataan, janganlh terlalu yakin dengan hanya bersandar kepada diri
sendiri, karena boleh jadi Tuhan akn memperlihatkan kekuasaannya untuk
sepenuhnya mengubah semua keinginan kita.
Karena itu unsur-unsur teologis
perlu dimasukkan dalam perjuangan menuju sukses. Dengan memasukkan unsure-unsur
teologis dalam setia langkah, kita akan merasa semakin kuat karena didukung
oleh kekuatan yang Maha Kuasa dan Maha Kaya yaitu Allah SWT. Ciri orang begini
selalu menghindari sesumbar, karena Allah SWT tidak suka dengan orang-orang
yang sombong.
Selalu berdoa memohon kepada Allah
SWT agar cita-cita kita dikabulkan setiap selesai shalat. Suka bersedekah,
ajaran orang tuan saya, sebisa-bisanya jangan pernah menolak permintaan
peminta-peminta, walaupun dalam hatimu kamu tidak suka, karena peminta-minta
itu berbadan tegap dan kuat masih bisa bekerja, atau orang yang meminta
sumbangan, walaupun kamu tahu ia sebenarnya menipu, berilah sekadarnya, kalau
perlu kantongi recehan seratus rupiah. Bersikaplah hormat dan santun kepada
orang miskin. Allah SWT berfirman dalam hadist Qudsi, “ carilah keridhaanku
dengan mencari keridhaan orang miski”. “barang siapa merendahkan diri dan
santun kepada orang miskin, maka dia akan Aku muliakan di dunia dan di
akhirat”.
Cara
kita memelihara pikiran-pikiran positif.
Produksi
dalam pabrik kita dibawh pengawasa dua mandor. Satu kita sebut tuan kemenangan,
dan yang satunya lagi tuan kekalahan. Tuan kemenangan bertanggungjawab
menghasilkan pikiran-pikiran yang positif. Dengan segala alasannya, mengapa
anda dapat, mengapa anda berhasil melakukan sesuatu dan lain-lain. Tuan
kekalahan menghasilkan pikiran-pikiran yang negatif juga dengan alas
an-alasannya, mengapa kita tidak dapat, mengapa kia lemah dan sebagainya.
Spesialisasinya adalah rangkaian pikiran, mengapa anda gagal.
Baik
tuan kemenangan maupun tuan kekalahan sabgat patuh kepada anda. Mereka cepat
menjalankan perintah. Yang perlu anda lakukan untuk meberi isyarat pada mandor
itu hanyalah kesiapan mental sedikt saja. Jika isyaratnya positif, tuan
kemenangan akan melangkah maju dan segara bekerja. Begitu pula jika isyaratnya
negative, tuan kekalahan akan melangkah maju.
Masukkan
dalam diri anda pikiran-pikiran yang memperbesar ketabahan, semangat,
ketegasan, keberanian, dan lain-lain. Usahakanlah selalu aga anda selalu
memperkuat batin dan menambah kecakapan pribadi anda. Timbulkan dan periharalah
pikiran-pikiran yang memperkuat percaya diri anda. Semua pikiran adalah fondasi
yang kokoh bagi bangun rumah yang sukses modal dengkul.
6.
PUNYA
PERENCANAAN BISNIS YANG BAIK
Dalam jangka panjang, orang hanya mencapai
apa yang nereka tuju.
Henry David Thoreau
Menurut
pengamtan penulis, hamper semua wirausaha sukses bisnis modal dengku mempunyai
tiga ciri, yaitu:
a. Intregitas
diri
b. Mempunyai
perencaan bisnis
c. Mau
bekerja keras
Intregitas
berakibat timbulnya kepercayaan iri dari pihak lain dan ini modal yang
ternilai. Perencanaan member arah kemana bisnis akan melangkah. Bekerja keras,
itulah modal terbesar dari sukses bisnis bodal dengkul.
A.
Visi
dan Misi
Setiap orang, setiap perusahaan, setiap bangsa
mempunyai gambaran masa depan, yakni sebuah cita-cita. Pada tahun 1928
umpamanya, pemuda-pemudi Indonesia mempunyai cita-cita yang disebut Sumpah
Pemuda: satu bangsa, bahasa Indonesia; satu bangsa, bangsa Indonesia; satu
tanah air, tanah air Indonesia. Dan ternyata cita-cita itu terwujud, cita-cita
ke depan itulah yang disebut visi.
Menurut
Jansen H. Sinamo dalam artikelnya Menciptakan Visi Motivatif (In Search of
Powerful Vision) secara ringkas visi adalah apa yang kita dambakan, dalam hal
ini secara organisasional tentunya, untuk kita miliki atau peroleh di masa
depan (what do we want to have). Sedangkan misi adalah dambaan tentang kita ini
ingin menjadi apa di masa depan (what do ve want to be).
Dari pengertian di atas maka elemen visi
misalnya antara lain memiliki sepuluh toko buku di beberapa kota besar di
Indonesia, memiliki volume penjualan di atas satu milyar, memiliki sistem
komputer yang online pada tahun 2006 dan sebagainya. Sedangkan contoh elemen misi
antara lain misalnya menjadi toko besi yang terbesar di Yogyakarta, menjadi
yang terbaik di bidang pelayanan kepada pembeli dan sebagainya. Perhatikan kata
memiliki untuk visi dan menjadi untuk misi.
Dengan demikian visi dapat
disinomimkan dengan sasaran agung, sedang misi dapat disinonimkan dengan tugas
agung, pada tingkat profesioanal, visi itu cita-cita sedang misi itu panggilan
hidup. Visi itu berkarakter material sedang misi itu berkarakter spiritual.
Masih
menurut Jansen H. Sinamo ada enam bab mengapa visi dan misi tidak terwujud.
Pertama,
kerancaun pengertian misi dan misi, kegagalan misi dan visi bisinis adalah
karena konsep dan pengertian kita tentang visi dan misi sendiri itu rancu,
tidak jelas atau kabur. Jika pada tahap pengertian saja sudah kabur apalagi
dalam pelaksanaannya.
Kedua,
visi dan misi tidak betul-betul didambakan, secara instrinsik ternyata kita
tidak sungguh-sungguh mendambakan tercapainya visi dan misi itu sendiri.
Ketiga,
visi dan misi kita tidak mewakili penderitaan dan harapan kita, jika dibalik
maka visi dan misi harus mampu merefleksikan derita dan harapan kita.
Keempat,
visi dan misi tidak diyakini dapat dicapai, banyak rumusan visi dan misi tidak
dianggap sebagai hal yang realistic dapat dicapai. Artinya visi dan misi itu
tidak dipercaya oleh para konstituennya, akibatnya orang menyerah sebelum
berjuang.
Kelima,
visi dan misi kita tidak fleksibel, banyak visi dan misi mati tidak berdaya dan
kehilangan gergetnya karena diperlukan seperti ayat kitab suci, padahal visi dan
misi bukan kalimat Allah. Visi dan misi haruslah dinamik tanpa kehilangan
esensi ideal dan transendetalnya, maka perumusannya pun harus up to date dalam
menggambarkan visi dan misi itu sendiri.
Keenam,
visi dan misi kita tidak didukung oleh strategi bisnis dan sistem manajemen
yang tepat, perilaku manusia dalam organisasi sangat dipengaruhi oleh
sistem-sistem yang dipakai dalam organisasi tersebut.
Jadi
visi dan misi di atas dapat disusun dan diemplementasikan dengan tuntas lewat
dukungan sistem-sistem manajemen yang sesuai, maka sukses yang digambarkan oleh
visi dan misi tersebut dapat direalisasikan dan ditunaikan dengan baik.
B.
Modal
Uang Hanya Pelengkap
Janganlah
mudah percaya mitos yang mengatakan bahwa usaha itu tidak mungkin dimulai
dengan modal dengkul.
Purdi E. Chandra
Dalam
berbisnis modal uang bukanlah segala-galanya. Intregitas, kerja keras,
pengetahuan tentang pasar, penguasaan tentang teknologi, keahlian dan
seterusnya adalah modal yang sama pentingnya dengan modal uang.
Kalau
kita berwatak saudagar, artinya manusia dengan seribu akal, kita memulai bisnis
dengan tanpa modal uang sepeser pun tetap bisa.
Pertama,
kita mulai dari pedagang perantara (makelar) lebih dahulu, kedua, kita meminta
konsumen untuk membayar dimuka dulu sebelum transaksi, ketiga, dengan system
bagi hasil, kita punya keterampilan orang lain punya modal. Biasanya kerjasama
seperti ini dilakukan rumah makan Padand.
Purdi
E. Chandra mengatakan, kalau kita tidak punya modal, “kuncinya adalah BODOL”,
itu singkatan Berani, Optimis, Duit, Orang lain.
Adakalanya
kita salah menganalisis, kita menganggap bahwa yang sangat kita butuhkan adalah
modal uang, dengan demikian diperlukan dana pinjaman entah dari Bank ataupun
dari perorangan. Padahal sesungguhnya yang diperlukan keterampilan manajemen.
Sebagian orang jarang sadar begitu kita mendapat pinjaman dana dari Bank
berarti kita harus lebih bekerja keras, karena kita harus membayar karyawan
yang tidak kelihatan yaitu bunga Bank.
7.
MENEMUKAN
TRIGGERS TUGAS PALING PENTING BAGI WIRAUSAHA
Sebuah
sukses lahir bukan karena kebetulan atau keberuntungan semata.
Sebuah sukses terwujud, karena diikhtiarkan,
melalui perencanaan yang matang, keyakinan, kerja keras, keuletan dan niat
baik.
Anonim
Menurut
Geoffrey G. Meredith para wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya
yang dibuthkan guna mengambil keuntungan daripadanya, dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses.
Seorang
wirausaha sebaiknya melakukan sesuatu dengan efisien, yakni melakukan sesuatu
dengan cara yang benar yaitu menjalankan usahanya menurut praktek-praktek
bisnis sesuai prosedur yang paling tepat, teknik-teknik produksi yang murah.
Namun hal itu belum menjamin keberhasilannya, bisa saja ia gagal jika hasil
produksinya tidak diterima konsumen.
Tetapi
jika ia bertindak efektif, yakni mencari segala sesuatu yang benar untuk bisa
dilakukan, maka ia pasti selamat karena produk yang ia buat adalah sesuatu yang
dibutuhkan atau diminta konsumen.
A.
Menciptakan
Ledakan Permintaan
Tugas
seorang wirausaha yang paling penting adalah menciptakan permintaan. Seorang
wirausaha dianggap berhasil, jika produk yang diciptakanny berhasil meledak
dipasaran. Jika ternyata permintaan yang diciptakan biasa-biasa saja, berari
kurang berhasil. Denga tekun dan seksama, seorang wirausaha harus mencari
trigger (pelatuk) pada produknya yang diharapkan kelak mampu meledak
permintaan.
Sekitar tahun 2002 dunia
penerbitan di Indonesia dikejutkan dengan terbitnya sebuah buku yang ditulis
Moammar Emka berjudul Jakarta Undercover yang dalam waktu sangat singkat buku
itu mampu meledak permintaan masyarakat.
Demikianlah seorang
wirausaha harus jeli dalam mencari, menemukan dan menarik trigger yang benar-benar
akurat. Apalagi dalam situasi sekarang ini dimana pilihan konsumen demikian
beragam sehingga pasarnya disebut pasar pembeli. Itulah tugas terpenting
sekaligus tersulit dari seorang wirausaha.
Menurut Ir. Anis
Gunawan, M.B.A., trigger bisa diciptakan dari kebutuhan konsumen yang
tersembunyi, yang dapat dipengaruhi lewat promosi. Jika trigger tersebut
betul-betul ditemukan, permintaan pasti meledak meskipun situasi mengalami
resesi. Jadi, permintaan yang meledak karena trigger, sama sekali tidak
mempengaruhi faktor resesi.
Namun perlu diingat,
trigger suatu permintaan bukanlah permintaan bukanlah pekerjaan sederhana.
Menurut Anis Gunawan, ada tiga cara yang bisa ditempuh, yaitu:
1. Penguasaan
atas informasi pemasaran.
Penguasaan atas informasi pemasaran
merupakan hal yang sangat membantu. Bisa iklan lewat radio, Koran, dan
sebagainya.
2. Brand
Positioning yang tepat.
Dicontohkan oleh Anis Gunawan yang pada
waktu itu adalah Manager Pemasaran PT. SQUIBB Indonesia, pada tahun 1983 Engran
diposisikan sebagai vitamin untuk “kondisi puncak”. Belajar dari pengalaman ini
kemudian posisi Engran diubah sebagai mineral dan vitamin untuk” lesu darah”. Tema
baru ini ternyata sangat sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga permintaan
meledak, selama periode 1984-1985 penjualan naik 50
. Topik lesu darah
mampu menerobos dan menari para konsumen. Untuk mengetahui apakah hal itu
benar-benar trigger atau bukan dibutuhkan informasi pasar sebagai alat
pemantau.
3. Pemantauan
jaringan distribusi
Pemantauan jaringan distribusi sangat
penting untuk mengetahui nasib produk yang kita edarkan. Di dalam pemantauan
jaringan distribusi yang penting diperhatikan adalah potensi setiap penyalur
besar atau grosir. Harus diketahui mana-mana grosir yang berpengaruh, mana yang
tidak, sehingga permintaan yang meledak karena kena trigger bisa terus
berkembang karena tersedia secara luas di pasar.
DAFTAR
PUSTAKA
Chasan, Mas’ud. 2005.
Sukses Bisnis Modal Dengkul. Yogyakarta: Pustaka Pelajar